Putri Raja : “cintaku padamu mengalahkan harumnya kembang tujuh rupa. seharum raflesia arnoldi di hinggapi lalat-lalat cantik meninggalkan larvanya”
Pangeran kodok : “Dan Jgn pernah berharap rasa cintamu padaku akan sanggup mengalahkan rasa cintaku padamu!”
Putri Raja : “cintaku padamu besar begitu besar. sebesar air terjun niagara dimana engkau hanyalah percikan ludah dari org yg sedang influenza”
Pangeran kodok : “Apalah arti besarnya niagara jika airnya hanyalah indah dipandangan! Biarlah aku hanya jd segelas air yg menemanimu dikala dahagamu”
Putri Raja : “air yg kau tawarkan tak lebih dari sebuah fatamorgana di gurun sahara dan itupun penampakanx tak lebih lama dari satu kedipan mata.”
Pangeran kodok : “Dah brapa purnamakah hatimu merindu ?? Hingga stiap air yg datang bagimu adalah fatamorgana…
Bgmn mungkin kau bisa menakar manisnya kopi jika menyentuhnya pun kau tak lg punya aza!”
Putri Raja : “jika rindu ini mampu ku lukiskan mungkin sedari tadi tlah ku kabari pada dunia.”
Pangeran kodok : “Mencintailah dgn sederhana Hingga dpt terwujud kata yg sederhana!
Sesederhana air yg mengalir dikaki langit..”
Putri Raja : “air di kaki langit mengalir memang iya tampak sederhana. tapi, lihat jika ditelisik lebih dalam terdapat ribuan bebatuan yg terkikis dgn pasrahx hanya krn keegoisan arus air yg nampak begitu gagahx.”
Pangeran kodok : “Jgn biarkan hatimu melemah karna batu yg terkikis oleh air.. Tapi bersoraklah atas asa yg dimiliki sang air tuk menemui kekasihya yg bernama laut..”
Putri Raja : “sungguh aliran sungai ini begitu panjang dan begitu sulit tuk dilalui, batang hidung lautpun terasa hampir tak kutemukan lagi. Lelah, aku begitu lelah. Sampai kapan asa ini terus ku jaga?”
Pangeran kodok : “andai saja tiap tetes air melemah pada aliran sungai yang panjang dan berliku…. maka takkan pernah ada laut biru dengan gemuruh ombak yang merdu… biarkan hujan turun di penghujung tahun karna takdir menghendaki kemarau meredup, sampai kapan laut biru tak terlihat jika takdir menghendaki setetes air pasti kan memeluknya…”
……bersambung!!!
Filed under: Budaya, Celoteh, Puisi, Tentang Cinta | 1 Comment »